Janganlah kalian memakai sutra dan pakaian dari sutra! Janganlah kalian minum di wadah emas dan perak! Jangan pula makan di piring emas dan perak! Sesungguhnya barang-barang itu untuk mereka (orang-orang kafir) di dunia dan untuk kalian di akhirat. Janganlah kalian mengenakan sutra, karena sungguh orang yang mengenakannya di dunia tidak akan mengenakannya di akhirat. Apabila kalian memakai pakaian dan apabila kalian berwudu, maka mulailah dengan (organ tubuh) bagian kanan kalian! Sarung/celana lelaki muslim hingga setengah betis, tidaklah mengapa -tak berdosa- bila memanjangkannya antara setengah betis hingga di atas mata kaki. Dan apa yang turun di bawah mata kaki, maka tempatnya di neraka. Barangsiapa menjulurkan pakaiannya karena sombong, maka Allah tidak akan melihatnya Jika salah seorang dari kalian menggunakan sandal, maka ‎mulailah dengan kaki kanan. Jika ‎dia melepaskan sandalnya, maka hendaknya dia mulai ‎dengan melepaskan sandal yang kiri. Maka jadikanlah ‎sebelah kanan yang pertama kali dipakai, dan jadikanlah ‎sebelah kanan pula yang terakhir dilepas.‎ Janganlah salah seorang dari kalian berjalan dengan menggunakan satu sandal; hendaknya dia memakai keduanya atau melepaskan semuanya Allah tidak memandang orang yang menyeret pakaiannya karena sombong Janganlah seorang pria melihat kepada aurat pria lain, begitu pula seorang wanita (janganlah melihat) kepada aurat wanita lain! Dan janganlah menyatu seorang pria dengan pria lain dalam satu pakaian, begitu pula seorang wanita (jangan menyatu dalam satu sarung) dengan wanita lain! Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah membuat sebuah cincin emas. Rasulullah melarang mengenakan sutra kecuali seukuran dua, tiga atau empat jari. Barangsiapa meninggalkan pakaian (mewah) karena merendahkan diri kepada Allah, padahal dia mampu mengenakannya, niscaya Allah memanggilnya pada hari kiamat di hadapan segenap makhluk untuk disuruh memilih jenis pakaian iman mana saja yang ia kehendaki untuk dikenakan Aku pernah lewat di hadapan Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- sementara sarungku terjurai. Maka beliau bersabda, "Wahai Abdullah, naikkan sarungmu!" Aku pun menaikkannya. Kemudian beliau bersabda, "naikkan lagi!" Aku pun menaikkannya lagi. Sejak itu aku selalu menjaga agar sarungku sebatas itu. Sebagian orang bertanya, "Sampai di mana batasnya?" Ia menjawab, "Sampai pertengahan betis." Pengharaman takabur dan sombong, serta penjelasan akibatnya yang jelek Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melarang seseorang mengenakan sandal sambil berdiri.