+ -

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلاَ اللَّعَّانِ وَلاَ الفَاحِشِ وَلاَ البَذِيءِ».

[صحيح] - [رواه الترمذي] - [سنن الترمذي: 1977]
المزيــد ...

Abdullah bin Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan: Rasulullah ﷺ bersabda,
"Seorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang banyak melaknat, bukan orang yang keji (buruk akhlaknya), dan bukan pula orang yang jorok omongannya."

[Sahih] - [HR. Tirmizi] - [Sunan Tirmizi - 1977]

Uraian

Nabi ﷺ mengabarkan bahwa bukan sifat orang mukmin yang sempurna imannya: suka mencela orang lain terkait nasabnya, banyak mencaci dan melaknat, berbuat keji maupun berkata-kata yang tidak mengandung rasa malu.

Faidah dari Hadis

  1. 1- Penafian iman di dalam nas-nas syariat tidak berlaku kecuali pada perbuatan mengerjakan yang haram atau meninggalkan yang wajib.
  2. 2- Anjuran untuk menjaga anggota badan dan melindunginya dari perkara-perkara buruk, khususnya lisan.
  3. 3- As-Sindiy berkata, "Bentuk hiperbola pada kata "aṭ-ṭa'ān" dan "al-la'ān" menunjukkan bahwa mencela dan melaknat jika terlontar dengan jumlah yang sedikit kepada orang yang pantas mendapatkannya tidak mencederai status kepemilikan sifat-sifat orang beriman."
Terjemahan: Inggris Urdu Bosnia Sinhala Persia Orang Vietnam Tagalog Kurdi Hausa Portugis Malayalam Telugu Swahili Thai Postho Assam Swedia Amhar Belanda Gujarat Kirgiz Nepal Serbia Romania Hongaria Cekoslowakia الموري Malagasi الجورجية المقدونية
Tampilkan Terjemahan