+ -

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ المُؤْمِنينَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ.

[صحيح] - [متفق عليه] - [صحيح مسلم: 1174]
المزيــد ...

Ummul Mukminin Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata,
"Rasulullah ﷺ dahulu, apabila telah masuk sepuluh malam terakhir (bulan Ramadan) beliau menghidupkan malam, membangunkan keluarganya, serta bersungguh-sungguh dan mengencangkan ikatan sarung."

[Sahih] - [Muttafaq 'alaihi] - [Sahih Muslim - 1174]

Uraian

Apabila telah masuk sepuluh malam terakhir Ramaḍan, Nabi ﷺ menghidupkan seluruh malamnya dengan berbagai ketaatan, membangunkan keluarganya untuk mengerjakan salat, bersungguh-sungguh dalam beribadah melebihi kebiasaannya dengan fokus melakukannya, dan menjauhi istri-istrinya.

Terjemahan: Inggris Urdu Spanyol Uyghur Bengali Prancis Turki Rusia Bosnia Sinhala Indian China Persia Orang Vietnam Tagalog Kurdi Hausa Portugis Malayalam Swahili Assam Amhar Belanda Gujarat
Tampilkan Terjemahan

Faidah dari Hadis

  1. 1- Anjuran untuk memanfaatkan waktu-waktu mulia dengan amal saleh.
  2. 2- An-Nawawiy berkata, "Di dalam hadis ini terdapat anjuran meningkatkan ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadan serta anjuran menghidupkan malamnya dengan ibadah."
  3. 3- Seharusnya seorang hamba antusias mengajak keluarganya beribadah dan bersabar pada mereka.
  4. 4- Mengerjakan kebaikan membutuhkan tekad, sabar dan perjuangan.
  5. 5- An-Nawawiy berkata, "Ulama berbeda pendapat tentang makna "mengencangkan ikatan sarung". Sebagian mengatakan yaitu bersungguh-sungguh dalam beribadah lebih dari kebiasaan beliau ﷺ di waktu lainnya. Artinya: sungguh-sungguh dalam beribadah. Dikatakan: syadadtu lihāżāl-amri mi`zarī; artinya: Aku bersungguh-sungguh dan fokus untuknya. Yang lain mengatakan: Itu adalah kiasan menjauhi istri agar fokus beribadah."