عَنْ سَلْمَانَ رَضيَ اللهُ عنه قَالَ:
قَالَ لَنَا الْمُشْرِكُونَ: إِنِّي أَرَى صَاحِبَكُمْ يُعَلِّمُكُمْ حَتَّى يُعَلِّمَكُمُ الْخِرَاءَةَ، فَقَالَ: أَجَلْ، إِنَّهُ نَهَانَا أَنْ يَسْتَنْجِيَ أَحَدُنَا بِيَمِينِهِ، أَوْ يَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ، وَنَهَى عَنِ الرَّوْثِ وَالْعِظَامِ وَقَالَ: «لَا يَسْتَنْجِي أَحَدُكُمْ بِدُونِ ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ».
[صحيح] - [رواه مسلم] - [صحيح مسلم: 262]
المزيــد ...
Salman -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan:
Orang-orang musyrik berkata kepada kami, "Sungguh, saya melihat Nabi kalian ﷺ mengajari kalian segala sesuatu hingga urusan buang air." Salman menjawab, "Benar. Sungguh beliau telah melarang kami beristinja dengan tangan kanan atau menghadap kiblat. Beliau pun melarang istinja menggunakan kotoran hewan dan tulang. Beliau bersabda, "Janganlah salah seorang kalian melakukan istinja dengan batu kurang dari tiga."
[Sahih] - [HR. Muslim] - [Sahih Muslim - 262]
Salmān al-Fārisiy -raḍiyallāhu 'anhu- meyebutkan: Orang-oramg musyrik mengejek kami dengan mengatakan, "Nabi kalian mengajarkan segala hal. Sampai-sampai mengajari kalian cara buang hajat, baik kencing ataupun buang air besar!" Salmān menjawab, "Ya. Beliau mengajari kami adab-adab buang hajat. Di antaranya beliau ﷺ melarang kami beristinja setelah buang hajat menggunakan tangan kanan untuk menjaganya dari najis serta memuliakannya. Demikian juga menghadap kiblat ketika kencing atau buang air besar. Beliau pun melarang istijmar menggunakan kotoran hewan dan tulangnya, serta orang yang hadas tidak boleh menggunakan kurang dari tiga batu."